14 Aug 2023
Riau - PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), sebagai afiliasi Subholding Upstream, turut berpartisipasi dalam tajak perdana sumur Migas Non Konvensional (MNK) yang merupakan hasil studi potensi MNK dalam usaha mendukung produksi minyak dan gas (migas) nasional. Tajak ini dilaksanakan di Lapangan Gulamo, Kabupaten Rokan Hilir, Riau pada Kamis (27/7) bersama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Tajak sumur diresmikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Dirjen Migas Tutu-ka Ariadji, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, Direktur Utama PHR Chalid Said Salim, Drektur Utama Pertamina Drilling Rio Dasmanto dan Gubernur Riau, Syamsuar.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pasokan migas dalam negeri saat ini belum dapat memenuhi total kebutuhan energi nasional dan berdampak terhadap impor. "Kita masih memiliki potensi yang cukup besar yang memang harus kita eksploitasi agar kita bisa menjamin keamanan energi untuk masyarakat. Saya mengucapkan selamat kepada Pertamina, saya sangat bangga dan berpesan jangan lupa untuk terus memperhatikan keselamatan kerja," ungkapnya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa tajak perdana sumur MNK menandai sejarah baru dalam industri hulu migas nasional. “Kedepan, kami berharap Pertamina dan investor hulu migas lainnya, dapat lebih agresif melakukan studi mengenai MNK karena potensinya masih besar, kami akan memberikan dukungan penuh bagi investasi di sektor MNK sehingga dapat mendukung peningkatan produksi migas nasional," ujar Dwi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, “Pertamina berkomitmen dalam upaya menopang energi nasional, termasuk dalam pencapaian target 1 juta barel minyak pada tahun 2030. Salah satu upayanya yakni dengan melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya dan cadangan minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia."
MNK merupakan migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya dengan permeabilitas rendah (low permeability). Perbedaan utama dengan eksplorasi migas konvensional adalah lokasi minyak di lapisan bumi—migas konvensional berada tidak terlalu dalam dari permukaan, sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam. “Potensi MNK ini ada di wilayah Sumur Gulamo, dengan rencana total kedalaman mencapai 8.559 kaki. Sumur ini merupakan salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan bagi tahapan eksplorasi MNK Rokan,” ujar Chalid Said Salim selaku Direktur Utama PHR.
Operasi pengeboran Sumur MNK Gulamo direncanakan menggunakan Rig Pertamina Drilling, tepatnya Rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1.500 horsepower (HP) dan merupakan rig cyber dengan teknologi terkini. “Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di wilayah kerja Rokan umumnya menggunakan Rig 350, 550, dan 750 HP. Dengan spesifikasi Rig yang mumpuni dan teknologi yang mutakhir kami optimis dapat menyukseskan Sumur MNK Gulamo ini,” jelas Rio Dasmanto selaku Direktur Utama Pertamina Drilling.
Tajak ini diharapkan mampu mendorong studi mengenai MNK yang lebih masif karena potensinya masih besar. Pertamina Drilling berkomitmen untuk turut serta dalam upaya menopang energi nasional, salah satunya dengan melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya dan cadangan migas di Indonesia.